Author : Chaerunnisah Indah
Cast :
- Kwon Jiyong a.k.a GD (Big Bang)
- Kwon Minsoo (OC)
- Kwon Jisoo (OC)
- Kim Sora (OC)
Genre :
Romance, friendship
Rating : G
Length :
Oneshot
Twitter :
@chaerunnisah95
*Kwon Minsoo POV
Hari ini aku menemukan lagi sepucuk surat dalam tasku,
entah sudah ke sekian kali aku mendapatkannya dari seseorang yang tidak
kuketahui siapa. Isinya tidak jauh berbeda dengan surat-surat sebelumnya.
Ribuan pujian dan rangkaian kata-kata indah yang ditunjukkan untukku tertulis
rapi di selembar kertas itu. Di akhir surat selalu terdapat tulisan 'gold n
diamond's boy', aku rasa dia seorang namja yang kukenal, tapi nuguya?
"Mwo? Kau dapat surat lagi? Kali ini ada petunjuk
lain minsoo-ah?", tanya sahabatku Kim Sora.
"Mm, ani. Seperti biasa saja, Gold n
Diamond.",jelasku padanya.
"Aku semakin penasaran min-ah, coba apa kau sudah
ingat kata-kata itu?"
"Belum, sampai sekarang aku masih belum
ingat."
"Tapi benarkah kau tidak asing dengan kata-kata
'gold n diamond' ?"
"Ne, aku yakin pernah akrab dengan kata-kata itu
sora-a, tapi aku rasa sudah lama sekali."
Selama aku berbincang-bincang dengan sora di kantin,
ternyata ada yang memperhatikanku sejak tadi. Ne, tidak salah lagi dia Jisoo,
seorang namja yang selalu menganggap aku ini yeojachingu-nya. Padahal aku tidak
ada hubungan apa-apa dengannya, lagipula aku tidak menyukainya.
"Yaa chagiya~ kau sedang apa di sini? Biarkan
pangeranmu ini duduk di sampingmu."
Ah sebentar lagi dia akan mengeluarkan
rayuan-rayuannya yang tidak bermutu itu, aku sudah bosan mendengarnya. Tanpa
menoleh, aku menarik tangan sora dan pergi meninggalkan namja aneh itu.
"Yaa kau mau kemana? Jangan pergi chagiya~"
***
"Mungkinkah pengirim surat misterius itu
Jisoo?"
"Aihh, tidak mungkin, sora! Mustahil jisoo bisa
merangkai kata-kata indah seperti yang tertulis di surat-surat itu."
"Mungkin saja, dia kan raja gombal. Hahaha."
"Yaa! Beda! Kata-kata namja misterius itu sangat
berkelas, tidak bisa disamakan dengan jisoo!"
"Ne ne ne, itu kan hanya pendapatku, santai saja
min-ah, kau tidak perlu emosi seperti itu. Haha aku rasa kau sudah mulai jatuh
cinta pada namja misterius itu. Hahaha."
"Mwo? Mana mungkin aku bisa jatuh cinta pada
seseorang yang tidak kuketahui sosoknya, bahkan namanya pun tidak."
***
"Yaa,
larinya jangan cepat-cepat, aku lelah.."
"Hei, kau
ini yeoja yang lemah, ayo jangan menyerah, sebentar lagi kita akan sampai ke
tempat tujuan."
"Aahh,
tapi kakiku sudah tidak kuat lagi untuk berjalan."
"Ckckck
ya sudah, naik ke pundakku cepat."
"Mwo?!"
"Palli!!
Ini kau pegang petanya."
"Ah ne,
mianhae."
"Beberapa
langkah lagi kita akan sampai,"
"Ah lihat
itu kotaknya!"
"Wahh
benar, ayo kita buka kotaknya.", kata namja itu bersemangat.
"Aigoo,
ini emas dan permata? Banyak sekali!!"
"Surat?
Yaa! Dasar yeoja, biar kubaca surat ini dulu."
"Hehe
oke, bacakan."
"Jika
kotak ini ditemukan oleh satu orang, maka orang itu berhak atas setengah jumlah
harta ini dan meninggalkan sisanya tetap dalam kotak ini. Jika kotak ini
ditemukan oleh dua orang yeoja, maupun dua orang namja, maka mereka berhak atas
seluruh harta dengan syarat harus menjaga persahabatan di antara keduanya. Jika
kotak ini ditemukan oleh dua orang yaitu seorang yeoja dan namja, maka mereka
berhak atas seluruh harta ini dengan syarat harus mengikatkan tali pernikahan
di antara keduanya."
"Mwo?
Menikah?"
"Ne,
maukah kau menikah denganku?", namja itu membuka perlahan penutup wajah
yang dipakainya sejak melakukan perjalanan dengan yeoja itu.
Kriiing..kriing..kriiing
"Aaaah berisik sekali!! Suara apa itu?!",
teriakku kesal saat mendengar suara bising yang membangunkan tidurku.
"Yaa min-ah, kau kan yang memasang alarm itu, ayo
cepat mandi, nanti kau terlambat!", suara tinggi eomma membuat mataku
terbuka lebar.
"Arraseoyooo eommaa~"
Aku bergegas mengambil handuk dan bersiap untuk mandi.
Hari ini aku bangun lebih awal karena sungmin oppa tidak bisa mengantarku ke
sekolah. Semalam dia menginap di kantornya karena pekerjaannya belum selesai.
Ya, dia memang sesosok kakak yang profesional dalam pekerjaannya, tapi aku juga
jadi terkena imbasnya kalau dia tidak pulang.
***
Bus hari ini penuh sekali, tidak ada kursi kosong yang
tersisa, terpaksa aku harus berdiri selama kurang lebih 30 menit.
Tadi aku bermimpi apa ya? Sepertinya jelas sekali,
tapi aku tidak bisa mengingatnya sedikitpun. Aaaah mwoyaa??! Aku memukul-mukul
kepalaku karena kesal tidak dapat mengingat mimpiku tadi. Tiba-tiba ada yang
menahan tanganku dari belakang. Aku menoleh ke arah asal tangan yang masih
berusaha menahan tanganku ini.
"Kau jangan lakukan itu, nanti kepalamu akan
sakit."
"Yaa, nuguseyo?! Lepaskan tanganku!"
"Baiklah. Aku hanya tidak ingin melihatmu seperti
itu, menyakiti diri sendiri."
Siapa namja itu? Namja yang menggunakan masker hitam
yang menutupi sebagian wajahnya. Hanya matanya saja yang bisa jelas kulihat.
Setelah kuperhatikan, aku seperti pernah melihatnya, tapi di mana ya?
Sampailah aku pada pemberhentian terakhir bus ini.
Halte Kyungdoo. Halte yang letaknya tepat di seberang sekolahku, SMA Kyungdoo.
Seperti biasa, aku memanggil seorang petugas keamanan sekolahku untuk
membantuku menyeberang.
"Ahjussi~"
"Kau tidak perlu memanggilnya, aku akan
membantumu.", suara namja tadi menyambutku dari belakang.
"Yaa! Kau lagi?!"
"Sudah, tenang saja. Aku bukan orang jahat.
Percayalah."
"Ani, aku bisa sendiri!", aku menepis kasar
tangannya yang hendak menyentuhku.
Tiiin...tiiin...
"Aaaaaah..!!"
"Sudah kubilang, biar kubantu. Kau tenang
saja."
Sebuah mobil melesat cepat di hadapanku, untung saja
namja itu cepat menarik tanganku.
"Ya ya, terserah kau saja.", ucapku malas.
Ketika selangkah lagi aku sampai di gerbang sekolah,
dia membisikkan sesuatu di telingaku.
"I'm gold and diamonds boy."
Jadi.. Dia namja misterius itu? Pengirim semua surat
itu? Aku berusaha mengejarnya, tapi dia begitu berlalu cepat dari jangkauanku,
lagipula sora memanggilku.
"Yaa min-ah, kau sedang apa diam di sini? Ayo
kita masuk."
"Hei sora, ne kajja."
"Tadi kau diantar siapa, min-ah?"
"Molla, dia hanya membantuku untuk menyeberang,
tapi aku rasa dia namja misterius itu."
"Jinjja??"
"Ne.. Dia tadi mengatakan 'gold and diamonds
boy', tidak mungkin ada yang tahu tentang itu lagi kan selain kita berdua dan
otomatis sang penulis surat itu sendiri."
"Aigoo, benar. Kau mengenalnya?"
"Ani, tapi matanya itu.."
"Wae? Wae?"
"Pernah kuingat.."
***
Pulang sekolah aku merasa tidak enak badan. Jadi aku
berniat langsung pulang ke rumah. Mungkin karena aku terlalu keras memikirkan
dua hal. Ya, sampai sekarang aku belum berhasil mengingat mimpiku, lalu
ditambah lagi aku harus mengingat mata itu. Aiihh.
"Sora-ah, aku langsung pulang ya."
"Ah, tidak biasanya."
"Mianhae, otakku lelah memikirkan ini semua
kekeke."
"Ya sudah, haha kalau kau sudah berhasil
mengingatnya jangan lupa memberitahuku ne?"
"Pasti! Hehe."
"Bye-yeom~"
"Bye-yeom kim sora~a"
"Min-ah, boleh kuantar kau pulang?"
Aku menoleh dengan tatapan tidak percaya ke sumber
suara yang kudengar tadi.
"Mwo? Jisoo?"
Dia tersenyum saat aku menyebut namanya. Ini tidak
seperti biasanya, ada apa dengannya? Ani, bukan itu! Suara tadi, seperti..
Namja misterius tadi? Ne, benar!
"Maukah?"
"Aku mohon, sekali ini saja.", tambahnya
lagi.
"Arraseo."
"Jadi kau mau?"
"Ne."
"Ah syukurlah, ayo kita ke tempat parkir."
Aku berjalan di belakangnya, memperhatikan postur
tubuhnya. Aku rasa dia tahu kalau aku sedang memperhatikannya.
"Ada apa min-ah?"
"Ani."
"Ayo naik."
"Ne."
"Oh iya aku lupa memakai maskerku. Sebentar
ya."
"Hmm.", aku mengangguk.
Mwo?! Wajahnya yang ditutup dengan masker seperti itu
jadi mirip sekali namja misterius tadi! Apa mungkin dia orangnya? Tunggu. Nanti
saja akan kutanyakan.
"Pegangan ya min-ah."
"Ne."
"Kenapa kau menjawabnya singkat seperti itu
sih?"
"Aku hanya sedang berpikir, apa kau ini namja
misterius itu? Gold and diamonds boy? Kau tahu itu?"
"Ah? Aniya."
***
Akhirnya!! Aku berhasil mengingatnya! Mengingat jelas
mimpiku itu. Geu namja.. Sepertinya aku mengenalnya lebih dari itu. Tapi kenapa
aku tidak bisa mengingatnya?
*flashback*
2 tahun yang lalu.
"Oppaa, ayo kita jalan-jalan."
"Kau mau ke mana min-ah?"
"Hmm molla, terserah kau oppaa, yang penting
jalan-jalan."
"Jadi kau mau jalan kaki atau naik motor?"
"Aih oppaa, mana mungkin jalan kaki, aku kan
cepat lelah. Hahaha"
"Haha baiklah, ayo kita keliling Seoul."
"Yaay! Kajja!"
"Yaa oppaa, kau ini bagaikan emas dan permata
bagiku."
"Eh? Kenapa begitu?"
"Kau ini sangat berharga bagiku oppaa, aku tidak
mau kehilangan dirimu."
"Ah seperti itu ya? Kau juga seperti itu chagiya,
aku sangat mencintaimu dan tidak ingin kau dicuri oleh orang lain,
kekeke."
"Gomawoyo..gold and diamonds boy.."
"Waah, itu julukan yang keren. Hahaha."
"Aaaaah oppaa, awas! Mobil itu!!"
'PRAAAKK'
"Aaaw.."
*end flashback*
Tiba-tiba terbesit semua kejadian 2 tahun yang lalu
dalam pikiranku. Aku mengingatnya. Ya. Aku harus menanyakannya pada eomma.
"Eomma, aku baru ingat. Waktu itu aku mengalami
amnesia ringan kan? Dua tahun yang lalu?"
"Mwo?! Min-ah, kau sudah mengingat kejadian
itu?"
"Ne eomma, baru saja. Dan aku baru mengingat..
Kwon Jiyong oppaa.."
"Dia..?"
"Ne, dia sekarang di mana eomma?"
"Eomma tidak tahu, min-ah. Semenjak kecelakaan
dua tahun yang lalu itu, eomma tidak pernah tahu lagi keberadaan dia."
"Tapi, dia masih hidup kan..eomma?"
"Mianhae chagi, tapi eomma benar-benar tidak
tahu."
Aku tidak tahu harus apa lagi sekarang. Jadi..mimpiku
itu membuatku mengingat ini semua..Kenapa aku harus mengingat semua kepahitan
ini? Ah kenapa aku tidak lupa saja sampai selama-lamanya! Tapi kalau aku tidak
mengingatnya, ini semua semakin membebaniku.. Gold and diamonds boy? Ah ne, dia
pasti masih hidup, dan dia tahu di mana keberadaanku! Julukan itu kuberikan
padanya, tidak mungkin ada yang tahu lagi. Benar. Jadi, namja bermasker itu
oppaa? Ne benar, itu pasti dia! Aku harus bertemu dengannya lagi.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar